Anak Usia Dini Dan Remaja

Terakhir diperbarui: 13 Oktober 2025, 08:46 WIB

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang menentukan kualitas sumber daya manusia dan masa depan suatu bangsa. Untuk meningkatkan kualitas bangsa, pemerintah memperluas program wajib belajar dari 9 dan 12 tahun menjadi 13 tahun dengan memasukkan PAUD. Kebijakan ini menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan tidak cukup dimulai dari SD, melainkan harus dibangun sejak usia dini. Lalu, mengapa PAUD menjadi fondasi utama dalam wajib belajar?

Pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki peran sangat penting karena menjadi tahap paling awal dalam proses pembelajaran. Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Menurut Wulandari dkk. (2016:48) usia 0-6 tahun adalah periode emas yang sangat menentukan pembentukan karakter, baik sikap, perilaku, maupun kepribadian seorang anak di masa depan. Stimulasi yang tepat pada periode emas ini akan memengaruhi kecerdasan, keterampilan sosial, hingga karakter anak di masa depan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan sosio emosional pada anak usia dini. PAUD bukan hanya soal mengenalkan huruf dan angka, tetapi juga mengajarkan keterampilan dasar mulai dari motorik halus dan kasar, kreativitas, kecerdasan emosional dan spiritual, sosio-emosional (sikap, perilaku, dan agama), bahasa, serta komunikasi sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dengan demikian, PAUD menjadi fondasi penting untuk menyiapkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya.

Selain itu, pendidikan PAUD juga berfungsi sebagai jembatan transisi menuju sekolah dasar. Melalui kegiatan bermain sambil belajar, anak terbiasa dengan lingkungan belajar yang menyenangkan, mengenal aturan sederhana, serta mengembangkan rasa percaya diri. Pendidikan PAUD yang berkualitas membantu anak lebih mudah beradaptasi saat memasuki jenjang sekolah berikutnya, sehingga proses belajar berlangsung lebih efektif.

Namun demikian, penyelenggaraan PAUD di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, salah satu tantangan terbesarnya adalah akses pendidikan yang belum merata—terutama di daerah 3T. Selain itu, kualitas guru PAUD juga masih beragam dan banyak yang belum memenuhi standar. Faktor ekonomi keluarga juga membatasi partisipasi, ditambah sebagian masyarakat masih menganggap PAUD bukan kebutuhan utama sehingga anak langsung masuk SD tanpa pengalaman pendidikan dini, yang berdampak pada kualitas belajar anak di jenjang selanjutnya.

Pemerintah melalui Kemendikbudristek terus mendorong pelaksanaan Wajib Belajar 13 Tahun secara merata di Indonesia. Seperti dijelaskan oleh Widyaprada Ahli Utama di Direktorat PAUD, Ir. Harris Iskandar, Ph.D., berbagai strategi yang telah ditempuh dalam memaksimalkan Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu:

▪ Satu Desa Satu PAUD. Membangun lembaga PAUD hingga pelosok, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
▪ Bantuan Operasional PAUD (BOP PAUD). Dana hibah untuk mendukung biaya operasional dan membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu.
▪ PAUD Inklusif. Layanan khusus bagi anak difabel melalui sekitar 1.200 lembaga PAUD Layanan Khusus.
▪ Peningkatan kualitas guru PAUD. Berbagai pelatihan dan kerja sama dengan UNICEF untuk memperkuat kompetensi guru serta manajemen PAUD di daerah marginal.
▪ PAUD Holistik Integratif. Pemenuhan kebutuhan anak secara menyeluruh melalui kolaborasi dengan Kemenkes dan Kemensos.

Pada akhirnya, wajib belajar 13 tahun tidak akan efektif tanpa fondasi kokoh di PAUD. Jika pendidikan usia dini diabaikan, cita-cita mencetak generasi cerdas, berkarakter, dan kompetitif akan sulit tercapai, khususnya mengenai visi yang sering digemborkan, yaitu “Indonesia Emas 2045”. Oleh karena itu, perhatian terhadap PAUD harus menjadi prioritas bersama agar anak Indonesia siap melangkah di setiap jenjang pendidikan dan menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri. Dengan penguatan PAUD sejak dini, Indonesia akan lebih siap menyongsong Indonesia Emas 2045 serta mewujudkan bangsa yang berdaya saing,berkarakter unggul, dan berkontribusi nyata baik di kancah nasional maupun global.